Pesantren Syahida di Tangerang
pesantren di tangerang
Pendidikan di Indonesia?
Pendidikan di Indonesia?
Apa yang salah dengan sistem pendidikan Indonesia? Mengapa bisa sedemikian parah wajah pendidikan di Indonesia?
Dunia pendidikan di Indonesia sudah kehilangan arah; lihat saja berderet kasus asusila, kriminal, foto dan video porno karya anak pelajar. Hal inilah pertanda gagalnya sistem pendidikan karakter bangsa Indonesia. Menjadikan sebuah tanda Tanya yang sangat besar. Apa yang salah dengan sistem pendidikan Indonesia? Mengapa bisa sedemikian parah wajah pendidikan di Indonesia? Mungkin banyak lembaga pendidikan yang bisa dikatakan berhasil mendidik anak bangsa menjadi orang yang cerdas secara intelektualitas, banyak melahirkan para sarjana hukum, insiyur, dan seterusnya. Akan tetapi gagal mendidik anak bangsa menjadi orang yang bermoral dan berkarakter. Sebagian orang sering menganggap bahwa kemajuan pendidikan diukur dari segi kecerdasan otak saja. Sedangkan pendidikan moral dan akhlak yang menyangkut kepada pendidikan agama sangat kurang dan bahkan mungkin tidak terpikirkan sama sekali. Inilah yang membuat karakter, akhlak dan moral anak bangsa hancur.
Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam pertama di Indonesia. Suatu lembaga yang sangat baik untuk mendalami pendidikan yang Islami yang berusaha memelihara dan mengambangkan fitrah dan sumber daya insani menuju terbentuknya insan kamil sesuai dengan norma Islam. Pesantren sebagai komunitas dan lembaga pendidikan yang telah banyak memberikan saham dan pembentukan manusia Indonesia yang religius. Pesantren telah melahirkan banyak pemimpin bangsa di masa lalu hingga saat ini.
Di akui atau tidak, kemerdekaan bangsa Indonesia ini tentu tidak lepas dari peran aktif para Kiai zaman dahulu, atau tepatnya dunia pesantren. Lebih dari itu, pesantren juga merupakan sebuah lembaga pendidikan keagamaan yang selalu setia mengawal perkembangan bangsa ini dari waktu ke waktu. Mulai dari zaman kemerdekaan, orde baru sampai pada zaman reformasi. Walaupun sebenarnya pesantren sering di-anak-tirikan oleh pihak penguasa. Terbukti ketika era orde baru berkuasa, kaum pesantren sebagai representasi dari umat Islam selalu mengalami pencekalan dengan membatasi hak-hak politik mereka.
Tidak hanya itu, di era reformasi yang penuh kebebasan ini, masih banyak pihak yang memandang sebelah mata terhadap pesantren. Bahkan banyak isu-isu yang sengaja dibangun untuk memarjinalkan pesantren, bahwa pesantren itu sebagai sarang teroris. Kebijakan pemerintah pun tidak sedikit yang memarginalkan pesantren dengan mengutamakan sekolah negeri sebagai anak emas bangsa.
Walau demikian, pesantren memiliki sifat yang mungkin tidak dimiliki oleh lembaga-lembaga non pesantren, yaitu sifat kemandirian. Dengan sifat inilah pesantren, termasuk Pesantren Modern Syahida, selalu berusaha dan berjuang untuk mencetak santri-santri yang memiliki intelektualitas tinggi sekaligus moralitas yang mapan (akhlakul karimah).









Akreditasi Sekolah Menjadi Pertimbangan Orang tua
Akreditasi sekolah merupakan penilaian secara menyeluruh dan komprehensif pada kelayakan sebuah sekolah maupun madrasah.
Hasil dari penilaian tersebut akan diberikan dalam bentuk pengakuan serta kelayakan yang diterbitkan oleh lembaga mandiri dan profesional. Lembaga yang dimaksud adalah Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN S/M).
Akreditasi sekolah merupakan hasil penilaian dalam bentuk sertifikasi formal terhadap kondisi suatu sekolah yang memenuhi standar layanan tertentu yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Jika suatu sekolah tersebut memenuhi syarat dari pemerintah, mulai dari pelayanan sekolah, sistem pembelajaran yang bagus dan lainnya, maka sekolah tersebut berhak mendapatkan akreditasi A. Alhamdulillah di Syahida seluruh Jenjang Pendidikan mulai dari TK, SD, SMP,dan SMA berakreditasi A. Nilai (98). Semua ini berkat karunia Allah SWT dan kerja sama Tim Administrasi dan Dewan Guru yang sangat kompak. Jazakumullah Khairan Kasir.
Orangtua perlu mencari tahu mengenai akreditasi sekolah yang dituju. Caranya mudah, yaitu langsung cek ke situs Badan Akreditasi Nasional Sekolah atau Madrasah.


Biaya Masuk Pesantren Syahida
Biaya Masuk Pesantren Syahida

Pesantren yang diakui sebagai model pendidikan awal Islam di Indonesia sampai saat ini masih eksis dan mampu mempertahankan kredibilitasbnya di masyarakat. Adanya pendidikan Islam menjadi suatu kewajiban dan kebutuhan bagi kaum muslim untuk menimba ilmu agama sebanyak-banyaknya di dunia pesantren. Pondok pesantren, merupakan lembaga pendidikan islam yang berperan dalam mengembangkan dan melesterikan ajaran silam di Indonesia waktu itu.
Pesantren akan tetap eksis sebagai lembaga pendidikan islam yang mempunyai visi menciptakan manusia yang unggul. Prinsip dalam pesantren adalah al muhafadzah ‘ala al qadim al shalih dan al akhdzu bi al jaded al ashlah, yang artinya tetap memegang tradisi yang posotif dan mengimbangi dengan mengambil hal-hal baru yang positif (baik).
Buat para orangtua yang tertarik memasukkan sang buah hati ke pesantren, tentu saja membutuhkan informasi berapa biaya masuk pesantren.
Fasilitas, tenaga pendidik, serta kegiatan pesantren yang berbeda memberikan efek biaya masuk yang berbeda pula.
Ada beberapa pesantren yang memberikan biaya masuk murah, namun tenaga pendidiknya belum sarjana, atau akan muncul biaya-biaya lain setelah masuk. Di sini orangtua harus teliti betul tentang biaya masuk. Jangan tergiur dengan biaya murah, tetapi akan berbuntut penyesalan.
Bagi orangtua yang ingin anaknya merasakan pendidikan pesantren dengan kurikulum kekinian dan memperoleh berbagai macam soft skill di luar ilmu keagamaan, bisa memilih Pesantren Modern Syahida.
Seluruh tenaga pendidik di pesantren ini adalah para sarjana (S1) dan (S2) yang berpengalaman, dan tentunya berlatarbelakang pendidikan pesantren. Berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler sebagai media pengembangan minat dan bakat santri menjadi kelebihan tersendiri. Kegiatan pembelajaran pun tidak selalu di kelas, ada kegiatan Outing, Fieldtrip, Supercamp, Seminar, Perayaan Hari Besar Islam dan Nasional, dll. Semua kegiatan santri sudah terjadwal untuk satu tahun ke depan, termasuk kegiatan PTS dan PAS. Biaya untuk kegiatan tersebut pun sudah dibayarkan di awal tahun pelajaran. Pesantren ini pun sudah berakreditasi A, baik tingkat SLTP maupun SLTA. Lulusan pesantren ini pun bisa masuk peruruan tinggi lewat jalur SNPTN (Rapor). dan sudah bekerja sama dengan beberapa PTN di Indonesia.
Nah berikut kami sampaikan biaya masuk Pesantren Modern Syahida.
Sebagian besar biaya yang dibayarkan akan kembali untuk keperluan santri; misalnya Ranjang, Kasur, Lemari, Buku Paket Umum dan Pesantren, serta seragam santri, termasuk pakian olah raga.
Informasi lebih lengkap dapat menghubungi Call Center Syahida di 0812-9394-0778.











Apakah Penting Akreditasi Sekolah ?

Apakah Penting Akreditasi Sekolah ?
Apakah ada pengaruh antara nilai akreditasi dengan kualitas pendidikan pada sebuah sekolah?
Dan mengapa hal ini menjadi salah satu faktor pertimbangan yang penting dalam memilih sekolah?
Nah, untuk bisa menjawab semua pertanyaan di atas, mari simak penjelasan berikut ini.
Apa Itu Akreditasi Sekolah?
Dari sisi bahasa, akreditasi bisa diartikan sebagai proses evaluasi serta penilaian kualitas sebuah institusi yang dilaksanakan oleh tim ahli yang disebut sebagai asesor berdasarkan pada standar mutu yang telah ditetapkan.
Akreditasi dilakukan atas arahan suatu badan akreditasi independen di luar institusi tersebut, dan hasilnya nanti berupa pengakuan bahwa institusi yang dinilai tersebut telah memenuhi dan sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan.
Dari hasil akreditasi tersebut sebuah institusi telah dianggap layak untuk beroperasi serta melaksanakan seluruh programnya.
Akreditasi merupakan proses evaluasi dan penilaian layak tidaknya sebuah institusi yang dilakukan secara berkesinambungan.
Jadi bisa diartikan juga sebagai proses evaluasi dan penilaian terhadap mutu serta kualitas yang dilakukan pada penyelenggara pendidikan tersebut.
Sejarah Akreditasi
Sebelum dilaksanakan pada semua sekolah maupun madrasah seperti sekarang ini, akreditasi memiliki perjalanan yang cukup panjang.
Setidaknya ada 3 fase dalam perjalanan sejarah akreditasi di Indonesia.
Fase Pertama
Pada fase pertama ini, sistem akreditasi dilakukan pada sekolah swasta kemudian akan diberikan pengakuan dalam bentuk status sekolah Terdaftar, Diakui dan Disamakan.
Hanya saja cara ini dianggap diskriminatif sehingga sekolah-sekolah swasta selalu dipersepsikan under position atau berkualitas rendah.
Fase Kedua
Pada fase kedua dilakukan akreditasi pada semua sekolah baik negeri maupun swasta yang dilaksanakan oleh Badan Akreditasi Sekolah Nasional atau BANSM.
Akreditasi dilakukan dengan menggunakan 9 komponen pada penyelenggaraan pendidikan.
Namun akreditasi fase kedua ini pun masih dianggap belum memenuhi syarat karena dianggap tidak adil disebabkan oleh karakter instrumen yang digunakan diskrit dan kategorik.
Respon yang tersedia pada instrumen penilaian hanya ada 2 jenis yaitu “ya” dan “tidak”, dengan skor 1 dan 0.
Fase Ketiga
Fase ketiga dimulai sejak penilaian dan evaluasinya dilaksanakan oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah atau BAN S/M.
BAN mempergunakan 8 komponen Standar Pendidikan Nasional yang merupakan penyempurnaan akreditasi dari fase-fase sebelumnya. Sistem akreditasi inilah yang dipergunakan hingga sekarang.
Penilaian Nilai Akhir (NA) Akreditasi
Setelah semua proses perhitungan dilakukan akan didapatkan nilai akhir (NA) akreditasi berupa :
- NA 91-100, berarti akreditasinya A
- NA 81-90, berarti akreditasi B
- NA 71-80, berarti akreditasi C
- NA 61-70, berarti kurang dan tidak terakreditasi
- NA 0-60, berarti sangat kurang.
Itulah pengertian dari akreditasi sekolah dan bagaimana cara penilaiannya secara garis besar untuk memberikan gambaran pada kamu dalam memilih sekolah terbaik.
Untuk mendapatkan kualitas pendidikan terbaik kamu bisa pilih SMPIT dan SMAIT SMART SYAHIDA yang sudah terakreditasi A.
Informasi lebih jelas, dapat menghubungi Call Center Syahida 0812-9394-0778.
Sumber Tulisan: dari berbagai sumber

Al-Mahfuzhot Kelas 1
المحفوظات
الفصل الأول





"مَنْ جَدَّ وَ جَدَ."
Barang siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil

المحفوظات للسنة الأ ولى
- Barangsiapa yang bersabar pasti ia akan beruntung.
- Barangsiapa yang berjalan pada jalannya, maka ia akan sampai pada tujuannya.
- Barangsiapa yang mengetahui jauhnya suatu perjalanan, maka bersiap-siaplah ia.
- Barangsiapa yang mencari teman yang tidak bercela, maka ia akan tetap tidak mempunyai teman.
- Kesabaran itu menolang atas semua pekerjaan
- Waktu itu lebih berharga dari pada emas
- Persatuan adalah pangkal keberhasilan
- Kemuliaan itu dengan adab (budi pekerti) bukan dengan nasab (keturunan)
- Akal yang sehat terletak pada badan yang sehat.
مَنْ صَبـَرَ ظَفِرَ
مَنْ سَارَ عَلىَ الدَّر ْبِ وَصَلَ
مَنْ عَر َفَ بُعْدَ السَّفَر ِ إِسْتَعَدَّ
مَنْ طَلَبَ أَخًا بِلاَ عَيْبٍ بَقِىَ بِلاَ أَخٍ
اّلصَّــبْر ُ يُعِيْنُ عَلىَ كُلِّ عَمَلٍ
اَ لْـوَقْتُ أَثْمَنُ مِنَ الذَّهَبِ
اَ ْلإِتِّحَادُ أَسَاسُ النَّجَاحِ
اَلشَّر َفُ بِا ْلأَدَبِ لاَ بِالنَّسَبِ
اَ لْـعَقْلُ السَّلِيْمُ فِى الْجِسْمِ السَّلِيْمِ

- Janganlah kamu menghina orang miskin, tapi jadilah kamu penolongnya.
- Tidak ada baiknya suatu keenakan yang mengakibatkan penyesalan.
- Janganlah kamu mengakhiri pekerjaanmu hingga esok hari, apa yang dapat kamu kerjakan, kerjakan hari ini.
- Sebaik-baik teman duduk adalah buku
- Sebaik-baik teman itu adalah yang menunjukkan kamu atas kebenaran.
- Sebaik-baik manusia adalah yang baik budi pekertinya dan yang lebih bermanfaat bagi orang lain.
- Telur hari ini lebih baik dari pada ayam besok pagi
- Akhlak yang rusak/jelek itu pasti akan menular
- Keselamatan manusia itu terletak didalam menjaga lidahnya
- Pangkal dosa itu adalah kebohongan
- Berapa banyak saudara yang tidak dilahirkan oleh satu ibu.
- Temanmu adalah yang membuatmu menangis bukan yang membuatmu tertawa
- Tidak ada kesenangan kecuali setelah bersusah payah
لاَ تـَحْتَقِر ْ مِسْكِيْنًا وَكُنْ لَهُ مُعِيْناً
لاَ خَيْرَ فِى لَذَّةٍ تَعْقِبُ نَدَمًا
لاَ تُأَخِّرْ عَمَلَكَ إِلىَ الْغَدِ مَاتَقْدِرُ أَنْ تَعْمَلَهُ الْيَوْمَ
خَيْرُ جَلِيْسٍ فِى الزّمَانِ كِتَابٌ
خَيْرُ اْلأَصْحَابِ مَنْ يَدُلُّكَ عَلىَ الْخَيْرِ
خَيْرُ النَّاسِ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَأَ نْـفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
بَيْضَةُ الْيَوْمِ خَيْرٌ مِنْ دَجَاجَةِ الْغَدِ
سُوْءُ الْخُلُقِ يُعْدِى
سَلاَ مَةُ اْلإِنْسَانِ فىِ حِفْظِ اللِّسَانِ
رَأْسُ الذُّ نُوْبِ الْكَذِبُ
رُبَّ أَخٍ لَمْ تـَلِدْهُ وَالِدَةٌ
صَدِيـْقُكَ مَنْ أَبـْكَاكَ لاَ مَنْ أَضْحَكَكَ
وَمَااللَّذَّةُ إِلاَّ بَعْدَ التَّعَبِ

- Segala sesuatu jika banyak menjadi murah kecuali budi pekerti.
- Pergaulilah orang yang jujur dan menepati janji
- Cobalah dan perhatikanlah niscaya kamu menjadi orang yang tahu
- Katakanlah yang benar walaupun itu pahit
- Berpikirlah terlebih dahulu sebelum kamu berbuat
- Lihat apa yang dikatakannya, tapi jangan lihat siapa yang mengatakannya.
- Tuntutlah itu sampai ke negeri China
- Tuntutlah ilmu itu dari buaian ibu sampai masuk ke liang lahat (mati)
- Bersungguh sungguhlah jangan bermalas-malas dan jangan pula lengah, karena penyesalan itu akibat dari orang yang malas
- Saudaraku! Kamu tidak akan mendapat ilmu kecuali dengan enam perkara, akan ku berikan perincian dengan jelas :
Kecerdasan, Harta Benda, Ketamakan, Mempergauli Ustadz Kesungguhan Waktu yang panjang.
كُلُّ شَئٍْ إِذَا كَثُرَ رَخُصَ إِلاَّ اْلأَدَبَ
جَالِسْ أَهْلَ الصِّدْقِ وَالْوَفَاءِ
جَرِّبْ وَلاَحِظْ تَكُنْ عَارِفًا
قُلِ الْحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا
فَكِّر ْ قَبْلَ أَنْ تـَعْزِمَ
أُ نْظُر ْ مَا قَالَ وَلاَ تـَنْظُر ْ مَنْ قَالَ
أُطْلُبِ الْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ
أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلىَ اللَّحْدِ
إِجْهَدْ وَلاَ تَكْسَلْ وَلاَ تَكُ غَافِلاً فَنَدَامَةُ الْعُقْبَى لِمَنْ يَتَكَاسَلُ
أَخِى لـَنْ تَنَالَ الْعِلْمَ إِلاَّ بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ تَفْصِيْلِهَا بِبَيَانٍ : ذَكَاءٌ وَ حِرْصٌ وَ اجْتــِهَادٌ وَ دِرْهَمٌ وَصُحْبَةُ أُسْتَاذٍ وَطُوْلُ زَمَانٍ
- Barangsiapa yang banyak kebaikannya, maka banyak pula temannya.
- Barangsiapa yang menggali lubang, maka terperosoklah ia ke dalamnya.
- Barangsiapa yang sedikit kejujurannya sedikit pula temannya
- Barangsiapa yang menolongmu dalam kejahatan, maka ia telah menyesatkanmu.
- Barangsiapa yang berhati-hati niscaya ia akan mendapatkan apa yang dicita-citakan
- Barangsiapa yang menanam maka ia akan memetik
- Belajar di waktu kecil laksana mengukir di atas batu
- Ilmu tanpa diamalkan bagaikan pohon tak bebuah
- Janganlah kamu menghina orang yang lebih rendah dari pada kamu, karena segala sesuatu itu mempunyai kelebihan
- Janganlah kamu bersifat lemah sehingga kamu diperas, dan janganlah kamu bersifat keras niscaya kamu akan dipatahkan
- Bukan setiap yang mengkilat itu emas
- Bukanlah keindahan itu dengan pakaian yang menghiasi kita, tapi keindahan itu adalah dengan ilmu dan adab.
مَنْ كَثُرَ إِحْسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ
مَنْ حَفَرَ حُفْرَ ةً وَ قَعَ فِيْهَا
مَنْ قَلَّ صِدْقُهُ قَلَّ صَدِيْقُهُ
مَنْ أَعَانَكَ عَلىَ الشَّرِّ ظَلَمَكَ
مَنْ تَأَنىَّ نَالَ مَا تــَمَنَّى
مَنْ يَزْرَعْ يَحْصُدْ
اَلْعِلْمُ فِى الصِّغَرِ كَا لنَّقْشِ عَلىَ الْحَجَرِ
اَلْعِلْمُ بِلاَ عَمَلٍ كَالشَّجَرِ بِلاَ ثَمَرٍ
لاَ تَحْتَقِرْ مَنْ دُوْنَكَ فَلِكُلِّ شَئْ ٍمَزِيَّةٌ
لاَتـَكُنْ رَطْبًا فَتُعْصَرَ وَلاَياَبِسًا فَتُكَسَّرَ
لَيْسَ كُلُّ مَايَلْمَعُ ذَهَبًا
لَيْسَ الْجَمَالُ بِأَ ثْوَابٍ تُزَ يِّنُنَا اِنَّ الْجَمَالَ جَمَالُ الْعِلْمِ وَاْلأَدَبِ

Syarat Menjadi Guru
Syarat Menjadi Guru




Tugas guru tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik. Untuk melakukan tugas sebagai guru tidak sembarang orang dapat menjalankannya. Oleh karena itu, guru yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Syarat Menjadi Guru
- Guru wajib memiliki kualifikasi akademik
Kualifikasi akademik dimaksud adalah seorang guru harus diperoleh melalui pendidikan tinggi (minimal S1)
- Guru wajib memiliki kompetensi
Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.
Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.
Yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.
Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar
- Guru wajib memiliki sertifikat pendidik
Keharusan guru memiliki sertifikat pendidik merupakan perintah undang-undang no.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.
- Guru harus sudah dewasa, sehat jasmani dan rohani
Faktor kesehatan secara fisik maupun kejiwaan/mental guru, serta kematangan mental (dewasa) merupakan faktor penentu dalam melaksanakan proses pembelajaran.
- Guru harus memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.



Rahasia Padamkan Lampu Saat Tidur Malam
Rahasia Padamkan Lampu Saat Tidur Malam





Profil Pondok Modern Syahida
About Us

PESANTREN MODERN SYAHIDA
Pondok Modern SYAHIDA berlokasi di Desa Dukuh Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Pondok ini didirikan pada tanggal 5 Januari 2020 M/9 Jumadil Ula 1441 H oleh Drs. KH. Tajuddin Mahfudz. Kiai Tajuddin adalah alumnus Pondok Modern Gontor Ponorogo Jawa Timur tahun 1984. Selepas pengabdiannya sebagai tenaga pengajar di pondok Daar El-Qolam, Gintung selama 10 tahun, kemudian menikah dengan alumni Daar El-Qolam Sahabat’87, Ida Farida. Pada tahun 2007, Kiai bersama istri mendirikan Sekolah Luar Biasa (SLB) Harapan Bunda, sekarang SKh di Cikupa, Tangerang, Banten. Dua tahun setelah itu, (2009), mendirikan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) “Smart Syahida”. Enam tahun setelah itu, mendirikan Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT), kemudian SMAIT Smart Syahida. Hingga pada tahun 2020 mendirikan Pondok Modern Syahida.
KH. Tajuddin Mahfudz, memang menghendaki adanya lembaga pendidikan pesantren, agar penanaman karakter (akhlak karimah) dapat ditanamkan kepada siswa (santri) lebih matang. Karena pendidikan karakter harus dilakukan secara terus-menerus 24 jam sehari. Untuk itu, mendirikan sebuah pesantren seperti pesantren almamaternya, menjadi hal yang sangat penting. Pesantren ini diberi nama SYAHIDA, yang secara terminologi berarti bersaksi.


Keunggulan Syahida







Kegiatan Ekstrakukrikuler
Kegiatan ini dibimbing dan dilatih oleh tenaga-tenaga ahli di bidangnya.
Beberapa Kegiatan Ekstrakurikuler

- Pidato 3 Bahasa
- Tahsin Qiraat Qur'an
- Pencak Silat
- Band Modern
- Marawis dan Hadrah
- Angklung
- Tahfidz Quran
- Teater dan Drama
- Seni Tari
- Futsal
- Kaligrafi
- Sinematografi
- Fotografi
- Paduan Suara
- Paskibra





Berguru di Internet
Berguru di Internet

oleh
Tajwini Jahari Alumni Daar El-Qolam 1990, Direktur PT. KRA Indonesia
Tanya saja sama Mbah Google! Demikian kalimat yang mungkin pernah atau sering Anda dengar. Kalimat yang boleh jadi ada benarnya, tetapi bukan berarti sebenar-benarnya. Tentu pernah juga Anda dengar ihwal Jujun Junaidi, anak petani di Sukabumi, menghebohkan media sosial November tahun lalu. Lulusan STM yang bekerja di bengkel di Karang Tengah, Cibadak, Sukabumi itu dapat membuat pesawat helikopter meski belum diujiterbangkan. Kisah yang juga terjadi di India. Chetram Gurjar, pemuda dari negara bagian Rajasthan. Bahkan helikopternya berhasil terbang di udara. Anak petani dari desa Jhoonpdi itu menggunakan dua mesin sepeda motor Honda CBZ untuk menerbangkan helikopter yang dinamai Pawan Putra terbang setinggi enam meter.
Koq bisa? Google-lah yang mengantarkan mereka berhasil membuat pesawat helikopter.
Anda hanya membutuhkan jaringan internet, lalu “masuk” ke google dan bertanya kepada Mbah Google sesuatu yang Anda inginkan. Lantas, Anda akan diarahkan oleh penyedia informasi itu. Mungkin Anda pun bisa membuat pesawat seperti Jujun atau Chetram. Anda juga bisa secara instan belajar membuat makanan dari negeri tertentu yang Anda suka. Kalau Anda adalah anak milienial yang tinggal di kota, tidak pernah membuat layang-layang seperti anak-anak desa era sebelum 80-an, pun bisa belajar dari internet.
Namun, itulah, belajar sendiri menggunakan informasi dari internet tentu terganjal keterbatasan. Seperti Jujun yang hingga saat ini belum berhasil mengujiterbangkan pesawatnya. Atau Chetram yang hanya mampu menerbangkan pesawatnya setinggi rumah dua lantai.
Tentulah hal tersebut tidak kita bandingkan dengan B.J. Habibie. Untuk mampu membuat pesawat, mantan presiden ke-3 ini harus kuliah di Jerman dengan rentang waktu yang cukup panjang, sepuluh tahun dengan kercerdasan yang bukan rata-rata. Karyanya, N-250 Gatotkaca, misalnya, mendapatkan pengakuan dunia terhebat di kelasnya.

Belajar dan Berguru
Ada yang disebut ahwal berupa kondisi atau situasi yang tidak hanya bisa ditangkap melalui yang tampak. Dan itu hanya bisa didapat dari guru secara langsung. Namun bukan berarti yang mau belajar dari internet dan menciptakan sesuatu harus terhalangi karena tidak ada guru langsung. Andai berguru langsung dengan ahlinya, mungkin Jujun atau Chetram bisa membuat pesawat yang setara dengan pesawat helikopter pada umumnya.
Tidaklah mengapa begitu hasilnya jika berkait dengan sains dan teknologi atau untuk keahlian tertentu. Bagaimana halnya dengan pelajaran yang ruhaniyah atau pelajaran agama. Bisakah tanpa guru langsung? Cukupkah belajar hanya dari internet saja?
Belajar secara langsung bukan harus dimaknai sebagai tatap muka langsung saja, meski dalam pelajaran agama, belajar secara direct sangat penting. Mengapa? Karena belajar agama bukan sekadar belajar sains, tetapi juga adab dan akhlak. Ini berarti tidak hanya menyangkut pelajaran tentang pengehatuan, tetapi juga perilaku.
Sekarang sudah banyak tersedia cara belajar secara digital; murid dan guru tersambung internet secara langsung. Banyak ustaz dan ulama yang punya kanal-kanal khusus di situs-situs internet bahkan You Tube. Bahkan ada pesantren yang menawarkan cara belajar seperti itu. Anda pun bisa belajar di sana.
Tetapi ingat, bukan belajar secara comot sana comot sini seperti yang banyak dilakukan di internet. Yaitu belajar dengan mencari sendiri dari berbagai sumber, yang kemudian Anda kumpulkan sendiri, Anda pahami sendiri, dan Anda simpulkan sendiri. Jika ini yang terjadi, mungkin saja Anda tersesat.
Pada pelajaran agama, satu hal yang harus dicamkan adalah bahwa materi keagamaan itu harus tersambung kepada Rasulullah. Di sanalah pentingnya berguru agama. Jika Anda mengamalkan doa yang Anda dapat dari internet, yang sumbernya tidak jelas, bukan dari guru yang jelas, dan bukan bersumber dari hadist yang sohih, bisa saja setan yang membimbing Anda.
Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir
Anda tentu ingat kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir. Ini adalah pelajaran sangat penting bagi para santri dan kita semua dalam belajar agama, yaitu tentang pentingnya mursyid. Bahwa guru sebagai mursyid lebih tahu kebenarannya. Mursyid tidak hanya mengikuti yang logis semata. Pada kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir, keduanya adalah contoh dan sekaligus pelajaran bagaimana mencari ilmu yang benar.
Anda tentu juga ingat pelajaran bagaimana santri harus menuntut ilmu kepada gurunya. Berawal dari sebuah pertanyaan seorang bani Israel kepada Nabi Musa di sebuah majlis, “Apakah ada orang yang lebih pintar dari Anda?” Nabi Musa menjawab tidak ada.
Nabi Musa pun ditegur oleh Allah. Musa secara meyakinkan menjawab bahwa tidak ada orang yang lebih pintar dari dirinya. Dan tidak menyebutkan pula dalam jawabannya itu kata insyaallah. Andai saja jawabannya menggunakan kata insyaallah, mungkin Allah tidak akan menegurnya. Allah kemudian menyampaikan ada seseorang yang memiliki ilmu sangat luas. Mendengar itu, Musa ingin menemui dan belajar darinya. Kemudian Allah menunjukkan bahwa orang itu bisa dia temui di pertemuan dua laut.
Musa pun melakukan perjalanan yang cukup panjang untuk menemui calon gurunya itu. Dia ditemani oleh muridnya bernama Yusra hingga berjumpa dengan Nabi Khidir di tempat yang disebutkan Allah: pertemuan dua laut.
Ketika berjumpa, sang guru, Nabi Khidir menyampaikan bahwa Musa tidak akan sanggup memenuhi syarat untuk belajar dengannya. Namun Musa menjawab, “Insyaallah kau akan dapati aku sebagai orang yang sabar dan aku tidak akan menentangmu dalam urusan apa pun.”
Nabi Khidir kemudian membuat aturan sebelum benar-benar menerima Musa sebagai muridnya, yaitu syarat agar Nabi Musa patuh sepatuh-patuhnya kepada gurunya; taat tanpa bertanya-tanya. Nabi Musa diikat oleh peraturan bahwa dia harus diam, tidak boleh mengomentari apa pun yang Nabi Khidir ajarkan atau perlihatkan sebagai pelajaran. Nabi Khidir menjelaskan toriqot dan adab antara guru dan muridnya. Semuanya diterapkan atas Musa padahal Musa adalah seorang nabi, penduduk bumi yang sangat mulia saat itu, hamba Allah terbaik dan yang paling Allah cintai.
Khidir membuat semua aturan perguruan untuk Nabi Musa. Nabi Musa berjanji patuh seperti jawabannya di atas. Itulah adab belajar dengan guru, terutama di kalangan santri.
Pelajaran pun dimulai. Ketika mereka berdua ingin menyebrang ke sebuah pulau, penduduk di pinggir pantai tahu bahwa itu Nabi Khidir sehingga mereka berlaku baik dan ramah serta mempersilakan mereka berdua naik dan mengantarkannya. Namun, setelah sampai di tujuan, Nabi Khidir melubangi perahu itu padahal pemiliknya sudah berbaik hati mengantarkan mereka berdua. Nabi Musa protes. Nabi Khidir pun mengingatkan syarat yang sudah disampaikan. “Bukankah aku telah berkata, sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersamaku?”
Nabi Musa lalu berkata, “Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku.” Mendengar ini Nabi Khidir pun memaafkan Musa dan tidak memecatnya sebagai murid. Pelajaran dilanjutkan
Dalam perjalanan Nabi Khidir melihat seorang anak yang kemudian dibunuhnya. Nabi Musa pun protes dan berkata, “Mengapa engkau membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang mungkar.” (QS; Al-Kahf : 74)
Kemudian Nabi Khidir menjawab seperti pada ayat selanjutnya, “Bukankah sudah aku katakan kepadamu bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku.” (QS; Al-Kahf : 75).
Setelah itu, Musa kembali dimaafkan atas kesalahannya atas syarat yang mengikatnya itu.
Selanjutnya, di sebuah perkampungan saat mereka berdua tengah lapar, berjumpa dengan penduduk yang tidak ramah; bahkan mengusir dan melempari dengan batu. Di ujung perkampungan yang penduduknya kasar itu, Nabi Khidir mengajak Nabi Musa memperbaiki sebuah rumah yang hampir rubuh. Lagi-lagi, Nabi Musa protes karena penduduknya kasar sementara ada rumah di kampung itu yang harus mereka perbaiki. Itu dianggap tidak masuk akal.
Maka, Khidir berkata, “Inilah perpisahan antara aku dengan kamu.” Mereka pun berpisah karena Nabi Musa tidak bisa bersabar seperti yang diinginkan oleh Nabi Khidir. Namun Nabi Khidir menjelaskan apa yang dilakukannya atas tiga kejadian yang membuat Nabi Musa tidak bisa bersabar.
Bahwa perahu dia lubangi karena tahu akan ada perampok yang akan menjarahnya. Dengan demikian, perahu itu selamat dari perampokan. Tentang bocah yang dibunuhnya dikatakan karena kelak setelah besar akan menjadi penjahat sehingga membunuhnya ketika masih bocah lebih baik untuk mencegah kemungkaran. Sementara tentang rumah yang diperbaiki itu karena di dalamnya ada warisan anak yatim yang harus dijaga.
Ahwal
Inilah kunci dari belajar kepada sang guru. Bahwa kebenaran tidak melulu berdasarkan logika. Sang guru memiliki pengetahuan yang berada di balik logika. Itulah yang disebut ahwal atau situasi yang bisa didapat jika berguru langsung. Hal yang tidak diperoleh ketika belajar di internet. Bahwa guru tahu apa yang tidak diketahui oleh muridnya, meski secara akal, itu seolah benar. Maka, guru tidak membimbing muridnya agar akal semata yang menuntun muridnya dalam mengarungi kehidupan.
Tanpa guru, seseorang akan menggunakan sudut pandang teksnya saja. Memang masuk akal, tetapi akal itu tidak bisa dipegang. Potensinya mungkin benar dan mungkin salah seperti itibar pada kisah antara Nabi Musa dan Nabi Khidir. Tanpa guru, seorang murid tidak akan mendapatkan pembanding. Misalnya pada kisah berikut. Kisah seorang murid melihat seekor burung yang sayapnya patah. Lalu, sang murid itu penasaran dan ingin cari tahu bagaimana burung itu mencari makan.
Tiba-tiba, murid itu melihat ada seekor burung lain yang tidak luka mendekatinya dan memberikan makan. Maka, sang murid itu berkisah kepada gurunya bahwa tidak bekerja pun ternyata bisa makan seperti burung yang luka itu.
Memang tidak salah sang murid bersimpulan seperti itu. Bahwa semua makhluk ada rizkinya karena dia melihat burung yang patah sayapnya bisa makan. Namun, sang guru yang sufi itu mengingatkan agar muridnya cenderung melihat burung yang memberi makan. Sehingga, jika ingin meniru perilakunya, tirulah burung yang memberi makan, bukan burung yang diberi makan. Itu dan begitulah guru.
Penulis:
Tajwini Jahari: Alumni Daar El-Qolam tahun 1990, kini menjabat Direktur di PT. KRA Indonesia





