Mari Santuni Anak Yatim

Mari Santuni Anak Yatim

Agma Islam sangat perhatikan anak yatim. Baik Al-Qur’an maupun Hadits Nabi Muhammad s.aw. memerintahkan untuk memperhatihan anak yatim.  Seperti surat Al-Baqorah ayat 220 yang berbunyi:

 فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِۗ وَيَسۡ‍َٔلُونَكَ عَنِ ٱلۡيَتَٰمَىٰۖ قُلۡ إِصۡلَاحٞ لَّهُمۡ خَيۡرٞۖ وَإِن تُخَالِطُوهُمۡ فَإِخۡوَٰنُكُمۡۚ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ ٱلۡمُفۡسِدَ مِنَ ٱلۡمُصۡلِحِۚ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ لَأَعۡنَتَكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٞ 

  1. tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah: “Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Dan sebuah Hadit dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِى الْجَنَّةِ هكَذَا)  وَأَشَارَ بِالسَّبَابَةِ وَالوُسْطَى وَفَرَجَ بَيْنَهُمَا شَيْئاً

Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya.

Dikutip dalam buku berjudul ‘Dahsyatnya Doa Anak Yatim’ oleh M. Khallurrahman Al Mahfani tentang keutamaan mencintai anak yatim:

  1. Meraih Peluang Menjadi Teman Rasulullah SAW di Surga

Orang yang memelihara anak yatim akan masuk surga, berdekatan dengan Rasulullah SAW seperti dekatnya jari telunjuk dengan jari tengah.
“Saya dan orang yang mengasuh atau memelihara anak yatim akan berada di surga begini,” kemudian beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengah dan merenggangkannya sedikit.” (HR. Bukhari, Tirmidzi, Abu Daud dan Ahmad dari Sahl bin Sa’d). (Lihat Shahih Bukhari, Kitab Ath-Thalaq: 4892. Sunan Tirmidzi, Kitab Al-Birr wa Ash-Shilah’an Rasulillah: 1841. Sunan Abi Daud, Kitab Al-Adab:4483).

  1. Pengasuh Anak Yatim Dijamin Masuk Surga

Kalaupun pemelihara anak yatim tidak dapat menjadi teman Rasulullah di surga karena mungkin tidak memenuhi persyaratan ideal, ia akan tetap dijamin masuk surga. Rasulullah SAW bersabda:

“Orang yang memelihara anak yatim di kalangan umat muslimin, memberikannya makan dan minum, pasti Allah akan masukkan ke dalam surga, kecuali ia melakukan dosa yang tidak bisa diampuni.” (HR. Tirmidzi dari Ibnu Abbas). (Lihat Sunan Tirmidzi, Kitab Al-Birr wa Ash-Shilah’an Rasulillah: 1840).

  1. Mendapat Predikat Abror (Saleh atau Taat Kepada Allah)

Keutamaan menyantuni anak yatim dan memberi makan anak yatim dan orang miskin merupakan tanda orang-orang yang abror.

“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan (abror) minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. Yaitu mata air (dalam surga) yang diminum oleh hamba-hamba Allah dan mereka dapat memancarkannya dengan sebaik-baiknya. Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.” (QS. Al-Insan: 5-6).

  1. Memperoleh Pertolongan dari Allah SWT

Menolong anak-anak yatim dalam berbagai bentuk kepedulian nyata merupakan ibadah yang akan mendatangkan pertolongan Allah.

“Barangsiapa yang menghilangkan kesusahan orang mukmin di dunia maka Allah akan menghilangkan kesusahannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang meringankan kesulitan orang mukmin di dunia maka Allah akan meringankan kesulitannya di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi aib orang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di akhirat. Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya. (HR. Muslim dan Ashhabus Sunan dari Abu Hurairah). (Lihat Shahih Bukhari, Kitab Al-Adab: 5557).

 

  1. Menghindarkan dari Siksa Akhirat

Memelihara atau mengasuh anak yatim adalah kewajiban yang tgas-tegas Allah perintahkan melalui ayat-Nya dan sabda rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman:

“Demi Yang Mengutusku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa pada hari kiamat nanti orang yang menyayangi anak yatim, lemah lembut pembicaraan dengannya, menyayangi keyatiman dan kelemahannya. (HR. Thabrani dari Abu Hurairah). (Imam Ath-Thabrani, Al-Mu’jam Al-Ausath, VIII/346. Hadist no. 8828).

  1. Investasi Amal untuk Akhirat

Manfaat menyayangi anak yatim salah satunya adalah investasi amal di akhirat. Rasulullah SAW bersabda:

“Jika manusia mati maka terputus lah amalnya, kecuali tiga perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang selalu mendoakannya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).

  1. Menggapai Keberuntungan dan Menjadi yang Terbaik

Keutamaan menyantuni anak yatim merupakan salah satu bentuk ibadah sosial dalam rangka amar makruf (mengajak kebaikan) dan nahi mungkar (melarang berbuat maksiat). Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut ini:

“Siapa saja yang menyeru kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya itu.” (HR. Muslim, Tirmidzi dan Abu Daud dari Abu Mas’ud).

Dikutip dalam www.nu.or. id, Ketua Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU Kota Semarang, Jawa Tengah Hj Muslimatin Jatmiko mengatakan, setiap anak tidak bisa memilih dilahirkan dalam seperti kondisi apa. Tidak ada yang bisa meminta untuk dilahirkan dengan kondisi orang tua lengkap atau justru tanpa orang tua.

Dengan memuliakan anak yatim setidaknya kita akan mendapat tujuh keutamaan besar, antara lain dekat dengan Rasulullah di surga, melunakkan hati yang keras, terpenuhinya kebutuhan hidup, dan memperoleh perlindungan di hari kiamat.

Penulis: Pemerhati Masalah Sosial

KEUTAMAAN SOLAT BERJAMAAH

Keutamaan Solat Berjamaah

Solat merupakan ibadah paling pokok dalam ajaran Islam. Solat pun menjadi ukuran penilaian seseorang. Jika solatnya benar, maka semua perbuatannya akan benar, sebaliknya jika solat seseorang ini tidak benar, maka bisa dipastikan, perbuatannya orang tersebut tidak benar. Demikian pelajaran yang terdapat dalam sebuah hadits Nabi Muhammad s.a.w. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:

فَإِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ سَائِرُ عَمَلِهِ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ

“Bila solatnya baik maka baik pula seluruh amalnya, sebaliknya jika solatnya rusak maka rusak pula seluruh amalnya.”

 (HR. Ath-Thabarani dalam Al-Ausath, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 1358)

Solat pun merupakan amal yang paling awal dihisab oleh Allah SWT.  Lalu, apa saja keutamaan solat berjamaah?

Solat berjamaah ialah peningkatan dari solat munfarid (solat yang dikerjakan sendirian). Pahala solat berjamaah lebih besar, terutama jika dilakukan di masjid. Secara syariah jamaah atau berjamaah adalah solat bersama-sama lebih dari satu orang. Ada yang bertugas menjadi imam, seorang lagi jadi makmum.

Dari Abu Umamah, ia berkata: “Seseorang datang dan tidak mendapatkan solat. Maka Rasulullah SAW bersabda kepadanya, ‘Solatlah’ Lalu bersabda, ‘Adakah seseorang yang hendak bersedekah, solatlah bersamanya?’ Maka berdirilah seseorang dan solat bersamanya. Maka Rasulullah SAW bersabda, ‘Inilah jamaah.”  Ath-Thabrani, Al-Mu’jam Alkabir, VII: 285, No. 7091.

Lalu apa saja keutamaan solat berjamaah dan tepat waktu? Mengenai keutamaan solat berjamaah. Rasulullah SAW menetapkan ukuran dengan kelipatan, kemudahan, jumlah yang berjamaah, hingga jarak pejalanan menuju berjamaah semua dinilai pahala dan keutamaan termasuk dari semua pekerjaan yang akan melancarkan dan mengkhusyukkan solat berjamaah. Berikut ini beberapa keutamaan solat berjamaah:

1.Menjadi Syiar Bagi Masyarakat

Keutamaan salat berjamaah di masjid salah satunya adalah dapat bersilaturahmi dengan muslim saleh lainnya. Solat berjamaah merupakan lembaga pendidikan atau lebih tepat disebut laboratorium pendidikan yang sangat besar manfaatnya.

Kita akan berkembang bersama orang-orang yang memiliki tradisi yang saleh. Yakni orang-orang yang memiliki tanggung jawab yang besar kepada Allah SWT. Maka, kita pun akan menjadi orang saleh yang sejati.

2. Meningkatnya Kualitas Solat

Kualitas solat terdiri dari dua tahap yaitu sahnya solat dan diterimanya solat. Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa membeli baju seharga sepuluh dirham, sedangkan padanya terdapat satu dirham berupa uang haram, Allah tidak akan menerima solatnya selama ia mengenakan baju tersebut,” (HR. Ahmad dari Ibnu Umar)

“Barang siapa meminum seteguk khamr, ia tidak akan diterima solatnya selama empat puluh hari.”  (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Darimi).

Tentu solat berjamaah harus dilakukan pada awal waktu dan di masjid. Seorang Muslim harus mempelajari kekhusyuk-an dalam solat.

3. Pahala Salat Berjamah

Keutamaan solat berjamaah dibandingkan solat sendirian adalah pahalanya lebih besar. Dalam buku Mutiara Solat Berjamaah: Meraih Pahala 27 Derajat oleh M. Nurkholis menyebutkan bahwa solat sendirian diibaratkan seperti domba yang terpisah dari kawanannya sehingga serigala dengan mudah dapat menerkam dan memangsanya.

Sedangkan seseorang yang melaksanakan solat jamaah, ibarat kawanan domba yang kompak sehingga serigala tidak berani menyerangnya secara langsung.

Berikut hadits yang menjelaskan keutamaan solat berjamaah dibandingkan dengan solat sendirian yang dikutip dari Islam.nu.or.id:

صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلَاةَ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً

Artinya: “Solat berjamaah melampaui solat sendirian dengan (mendapatkan) 27 derajat.” (HR. Bukhari)

4. Dijauhkan dari Sifat Munafik

Keutamaan solat berjamaah adalah dijauhkan dari sifat munafik. Karena diantara sifat orang munafik adalah yang bermalas-malasan dalam solat. Seperti yang tertuang dalam surat An-Nisa ayat 142:

إنَّ المُنَفِقِيْنَ يُخَدِعُوْنَ اللهَ وَهُوَ خَدِعُهُمْ وَإذَا قَامُوا إلىَ الصَّلاَةِ قَامُوْا كُسَالَى يُرَاءُوْنَ النَّاسَ وَلاَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ إلاَّ قَلِيْلاً

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah. Dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk solat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan solat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (An-Nisa: 142)

Dan dalam sebuah hadits Nabi bersabda:

“Tidaklah ada solat yang lebih berat bagi orang-orang munafik melebihi solat Shubuh dan Isya’. Dan seandainya mereka mengetahui pahala pada keduanya, niscaya mereka akan datang (berjama’ah) meskipun dengan merangkak.” (Muttafaqun ‘Alaih)

5. Diampuni Dosanya oleh Allah SWT

Keutamaan solat berjamaah bagi wanita dan laki-laki sama-sama diampuni dosanya oleh Allah SWT. Sebagaimana Rasulullah bersabda:

إِذَا قال اْلإِمَامُ (غَيْرِ اْلمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَالضّآلّين) فَقُوْلوُا : آمين, فَإِنَّهُ مِنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلُ اْلمَلاَئِكَةِ غَفِرَ لَهُ ماَتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ – رواه البجارى و مسلم

“Jika imam mengucapkan “Ghoiril maghdhubi ‘alaihim waladhdholliin”, maka ucapkan amin, karena sesungguhnya siapa yang mengucapkan amin bersamaan dengan ucapan malaikat maka ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

Sumber: dari berbagai sumber